Ramadhan hampir usai. Berarti lebaran akan segera datang.
Tidak sedikit orang yang mulai menghitung mundur datangnya hari dimana sholat
idhul fitri akan ditegakan. Menunggu hari semua sanak saudara jauh datang (bagi
orang yang lebih tua, tapi bagi yang lebih muda siap-siap aja datang
mengunjungi kerabat yang lebih tua).
Para sesepuh dalam keluarga mulai mempersiapkan
rumah mereka untuk menyambut tamu-tamu yang mungkin hanya datang setahun sekali
(emangnya silaturahim hanya saat lebaran saja). Mereka membersihkan rumah
mereka. Melapisi didnding dan pagar dengan cat yang baru. Mulai
memnyiapkan hidangan yang akan disuguhkan.
Bulan Ramadhan telah tiba. Mau
tidak mau ritual hidup berubah. Masjid-masjid yang biasaya sepi kini ramai
nian. Bayangin aja ya. Biasanya kalo aku lewat masjid pas waktu Sholat
paling-paling jamaahnya cuma tiga baris (waduh jadi ketahuan kalo ngak pernah
sholat berjamaah di masjid). Sekarang masjid selalu penuh. Bahkan di masjid
kampungku jamaah sampai meluber hingga ke halaman. Heran deh selain bulan
Ramadhan mereka pada kemana ya? (ini juga berlaku buat yang nulis lho).
Banyak orang yang menyukai enaknya buah alpukat. Tapi bagai manapun juga tidak sedikit orang yang mengindari buah hijau yang begitu lezat ini. Takut gemuk katanya. Ah itu kan Cuma mitos. Santai aja kali albukat tidak bikin gemuk kok, malah dia punya banyak nutisi. Ga’ percaya (dasar dibilangin juga).
Ok, ok emang sih aku nagku kalo alpukat banyak mengandung lemak (nah lo, akhirnya ngaku juga). Eitsss, jangan salah ya lemak alpukat g bakal bikin gemuk lho (eh kok bisa, dimana-mana lemak pasti bikin gendut). Makanya baca dulu artikel ini sampe selesai baru deh ngoceh. Ini karena lemak dalam alpukat merupakan lemak tak jenuh tunggal yang gak bakal deh mengendap di tubuh mu. Lemak ini justru menyehatkan tubuh lho.