Sabtu itu, senja belum turun. Tiada aktifitas yang
aku lakukan. Hanya menemani keponakanku nonton serial Naruto yang tayang di TV.
Entah sudah diputer berapakali aku sudah tidak ingat. Aku sudah hafal betul
adegannya. Aku tidak tau kenapa mereka masih nonton serial itu, padahal mereka
juga sudah hafal diluar kepala semua
episode yang sudah tayang. Tapi tak apalah. Ini lebih baik daripada harus
menjaga mereka kalo bermain diluar. Setidaknya tidak panas dan tinggal duduk
manis dirumah.
Kulihat siapa yang memanggil. Tidak ada nama. Hanya deretan nomer yang
tampak. Dalam kondisi normal aku tidak akan mengangkat telefon dari nomer yang
tidak dikenal. Tapi karena C55 kesayanganku baru saja dipinjam orang yang tak
dikenal dan tidak akan dikembalikan sehingga aku kehilangan semua kontak yang
ada disana. Terpaksa aku mengankat panggilan tersebut. Tapi aku diam saja tidak
menyapa.
”Halo Selamat Sore. Ini dengan pelamggan
tiiiitttt (desebutkan nama provider ternama yang aku gunakan) dengan nomer
08564226XXXX” sapa orang yang entah berada dimana.
”Iya. Ada apa ya?” jawabku dengan penuh curiga.
“Perkenalkan Bu, nama saya Aditya dari
tiiiitttt (desebutkan nama provider) kantor pusat Jakarta Barat. Ini dengan Ibu siapa dan dimana?” tanyanya.
“Ibu” emang aku ibu-ibu apa. Ku lirik
jam diding jarumnya menunnjukan pukul 14.45 waktu Indonesia bagian rumahku,
heheheh maklum aja sekarang jam setiap orangkan berbeda-beda.
Bertambah besar juga kecurigaanku inikan sudah
berada diluar jam kerja, kalo hari Sabtu perusahaan tersebut hanya kerja sampai
jam 1 siang kecuali CS yang berada di galeri. “Ting” seandainya ini film kartun
pasti ada bola lampu yang manyala. Heheh
mut usil ku sedang muncul.
“Iya, Saya Ikho di Karang anyar. Ada yang
bisa dibantu ya?” tanya ku pendek.
“Begini bu kalo beleh tau sudah berpa lama
ibu menggunakan kartu ini? Tanya Aditya.
“Kartu ini ato nomer ini mas? Kalo kartu
ini saya baru pakai sekitar beberapa bulan. Tapi kalo nomer ini sudah saya
pakai lebih sekitar lima tahunan,” jawab ku.
Diam sejenak mungkin Masaya bingung dengan
jawbanku.
“Jadi selama lima tahun ini ibu Ikho selalu
memakai nomer ini kan?” Tanya Aditya meminta konfirmasi atas jawabanku.
”Iya,” kubuat suaraku selembut dan seramah
mungkin.
”Selamat ya ibu (deg. ”nah benerkan? Pasti ini penipuan,” pikir
ku). Nomer ibu termasuk kendalam nomer nasional.(bukanyya GSM itu semua nomer nasional. Yang nomer lokal kan CDM, pikirku) Yang dimakasud nomer nasional disini
adalah nomer yang sudah digunakan minimal selama empat tahun. Selama ibu
menggunakan produk kami apakah ada permasalahan yang sering ibu alami?” tanyan
Aditnya.
”Hampir tidak ada tu mas. Selama ini
lancar-lancar saja,” jawabku.
“Bagaimana kondisi sinyal kami di tempat
ibu?” Aditnya bertanya kembali.
“Kalo di
sini sih saya tidak bermasalah dengan Sinyal. Tapi kalo saya sedang main
di daerah yang tinggi atau di pantai yang agak jauh dari desa sinyalnya sering
hilang,” jawabku.
“Iya ibu. Pebangunan tower pemancar kami
sudah banyak dan meliputi wilayah yang luas. Meskipun demikian harus kami akui
kami belum bisa menjangkau beberapa wilayah. Terutama wilayah pegunungan dan
wilayah desa yang akses untuk menjangkau desa itu sulit. Selain itu dalam
membuat tower baru kami harus mempertimabangkan bla... bbllllaaaa.........
(entah apa lagi yang disebutkan jujur saja aku sudah nggak mudeng dan nggak ingat
lagi hehehe),” begitulah Aditya berusaha menjelaskan.
Aku hanya bisa ber “Ooo” ria dan panjang.
“Menurut ibu bagaimana dengan tarif kami?”
tanya aditya.
“Klo menurut biasa SMS nya sih murah
apalagi dengan program promo 2 SMS mendapat 1000 SMS. Tapi kalo telfon sih
standar dengan operator lain. Paling murahnya hanya sesama kalo ke operator
lain mahal juga,” Jawabku
Kamudian orang yang mengaku bernama aditnya itu
menerangkan tentang sentreo program promo yang dikeluarkan oleh kartu GSM yang
saya gunakan. Tidak hanya itu dia masih menanyakan beberapa pertanyaan yang
terkait dengan perusahaan maupun pelayaan yang disediakan oleh provider
tersebut.
Ingin aku menutup dan meninggalkan nya tapi
mengingat pengalamanku sebagai interviewer dalam riset yang di lakukan kampusku
akhirnya aku tahan keinginanku itu. Maklum aku tau bagaimana sulitnya
mendapatkan responden untuk di wawancarai.
Hampir setengah jam, dan jujur saja kecurigaanku
disa dianggap sudah meleleh dan hilang entah kemana. Hingga akhirnya terjadi
percakapan berikut ini.
“Ibu dalam rangka merayakan ulang tahun
perusahaan kami yang ke 14. Pelanggan dengan nomer 08564226XXXX memenangkan
ketujuh untuk undian yang telah dilakukan tadi malam. Nah untuk pemenang
ketujuh sendiri mendapatkan hadiah berupa Honda beat dan uang tunai sebesar
sepuluh juta rupiah,” katanya.
Nah kan akirnya muncul juga. Sekedar informasi kartu
saya gunakan cuma mengadakan pengundian dengan penukaran poin. Dan selama ini poin yang aku kumpulkan
tidak satupun yang saya tukar dengan undian. Paling sih aku menukarnya dengan
masa aktif atau bonus bicara. Akukan tidak suka berspekulasi jadi aku lebih
memilih hadiah yang jelas-jelas aku peroleh. Bibirku mengembangkan senyum nakal. Tanduk dan
ekorku mulai keluar.
”Serius nih mas? Saya yang menang? Tapi kok aku tidak pernah melihat iklan kalo akan ada pengundian hadiah ya?” tanyaku.
“Iya Ibu. Penundian yang dilakukan tadi
malam ditayangkan secara langsung di Metro TV (maaf terpaksa menyebutkan merk)
jam 11 malam. Pengundian disaksikan oleh direktur,
notaris dan perwakilan dari pelanggan,” Aditya mencoba menerangkan.
Hhehehe. Target masuk
perangkap. Metro TV? Itukan stasiu TV berita dan targetnya para eksekutif
dengan angka yang masuk ke rekening tabungannya lebih dari 8 digit, oke lah
kalaupun tujuh digit pasti angka pertamanya lebih dari angka 5. Sedangkan kartu
GSM ku ditujukan untuk pemuda gaul yang sayang pulsa. Senyum jailku semakin mengembang.
”Oooooo. Begitu ya mas. Sayang ya, aku kan jarang sekali saya
jarang lihat Metro. Oh ya mas
nanti pajaknya gimana ya? Dan cara mengambil hadiahnya bagaimana? Kan jauh mas
kalo harus ke Jakarta,“ tanyaku.
“Yang perlu ibu ingat semua pajak pemenang
ditanggung oleh perusahaan. Dengan kata lain ibu terbebas dari pajak hadiah.
Untuk pengambilan hadiah setelah sambung ini selesai ibu jangan melakukan
pekerjaan lain. Ibu harus segera menggubungi rekan saya Drs Hasyim di nomer ini
(maaf nomer dan nama lengkapnya aku lupa) beliau akan mengantar hadiah sampai di
rumah ibu. Karena hadiah harus sampai ketangan pelanggan sebelum pukul eman
malam. Selain itu nanti juga akan ada wartawan yang akan mewawancarai anda
untuk diputar nanti malan di Metro TV,” jawabnya.
Kenapa
harus konfirmasi alamat? Bukannya lebih mudah untuk membuka data base milik
perusahan. Oke lah jika alasannya banyak pelanggan yang menggunakan Id palsu
saat mendaftar. Tapikan mereka bisa melacak dari keberadaan pelanggan. Selain
itu kenapa harus pakai wartawan kenapa tidak pakai staf kantor saja kan lebih
mudah dan nggak ribet.
“Saat ini, Beliau sudah ada di Karanganya
beserta hadiahnya. Sebaiknya ibu segera menghubungi bapak Hasyim setelah ini. Jangan
lupa nanti ibu perkenalkan nama ibu jangan lupa ibu beritahukan bahwa ibu
penenang ketujuh untuk penundian hadiah yang dilakukan tadi malam. Dan yang
perlu ibu perhatikan jangan sampai ada orang lain yang tahu tentang undian
ini,” terangnya.
Sudah
di Karanganyar? Berarti mereka sudah tau aku tinggal di karangnyar dunk. Kenapa
mesti konfirmasi alamat. Kalo tanya alamat kan seharusnya mereka tidak tahu
keberadaan ku. Tapi ini???@#%&*^$#>
“Kenapa orang lain tidak boleh tau mas?”
tanyaku.
“Hal ini penting untuk menjaga kerahasian
dan kemanan hadiah agar bisa sampai ke tangan pelanggan yang benar,” jawabnya.
Senyum jail bin usilku kembasi berkembang.
“Rahasia? Katanya tadi disiarkan di Metro
TV. Kok rahasia sih mas?”
pancingku. Umpan sudah dimakan.
“Iya ibu. Pemenang tetap mejadi rahasia
karena ketika pengundian tidak semua nomer kami tayangkan. Selain itu, nama dan
alamat pemenang juga kita rahasiakan agar tidak terjadi pemalsuan nomer kartu
dan identitas,” jawabnya. Oke jawaban bisa diterima dan umpan gagal
dimakan.
“Emang nomer kartu bisa dipalsukan mas?”
tanyaku.
“Penggantian ID sim card itu mudah mbak
tinggal digesek dan diganti nomernya saja. Kami tidak ingin kejadian yang
kemarin terulang. Karena pemenang tidak menjaga rahasianya kemudian ada oknum
yang mengkopi kartunya sehinga hadiah jatuh ke tangan yang salah,” terangnya.
”Cuma digesek mas? Caranya gimana ya mas? Ajarin
dunk. Buat jaga-jaga kalo ada masalah dengan kartuku biar aku ganti sendiri
nomernya. Ngak perlu ke galeri biar tidak repot,” kataku.
“Maaf ibu, kalo saya kasih tau caranya berarti saya melanggar peraturan
perusahaan. Yang penting ibu jangan membocorkan informasi ini terlebih dahulu,”
kata aditya.
Bilang
aja emang nomer tidak bisa di ganti selain digaleri. Kalaupun bisa pasti
pelakunya hecker profesional yang mampu membobol data base perusahaan yang
pastinya dilindungi serangkaian beteng yang kokoh. “Ooooo, begitu ya? Tapi kalo pun tetangga tau juga
tidak apa-apa deh. Kan tetanggaku semua gaptek. Jadi kayaknya tidak mungkin tau
caranya mengubah ID sim card,” kataku tidak mau kalah.
“Iya ibu. Lebih baik kita melakukan antisipasi
agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan nasabah kami. Ini semua lakukan demi
kepentingan ibu. Tapi saya saran ibu segera menghubungi bapak Hasyim untuk
konfirmasi pengiriman hadiah, karena hari semakin sore. Selain itu kami harus
memastikan jira hadiah sudah sampai ditangan pelanggan sebelum jam enam agar
kami bisa melakukan wawancara dengan pemenang,” kata Aditya.
“Oooh. Baiklah setelah ini akan saya
hubungi beliau,” kataku.
“Sekali lagi saya ucapkan semat,” katanya.
“sama-sama,” ujarku
Ttuuuttt ......... ttuuttttttt sambungan
terputus.
Hahaha
ni orang pasti jengkel, marah, emosi bin gemes. Sejujurnya aku ingin melihat tampangnya.
Oh ya mau tau cerita selanjutnya.
Bagaimana oknum tidak bertanggung jawab yang kedua aku kerjai baca aja bada
bagian ke dua. Ok. Soalnya kalo dijadikan satu ntar kepanjangan, takut
pembacanya bosen hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar