Sabtu, 16 Maret 2013

WASPADA SALAH MEMILIH KORBAN PENIPUAN (BAGIAN 1)


Sabtu itu, senja belum turun. Tiada aktifitas yang aku lakukan. Hanya menemani keponakanku nonton serial Naruto yang tayang di TV. Entah sudah diputer berapakali aku sudah tidak ingat. Aku sudah hafal betul adegannya. Aku tidak tau kenapa mereka masih nonton serial itu, padahal mereka juga sudah hafal diluar kepala  semua episode yang sudah tayang. Tapi tak apalah. Ini lebih baik daripada harus menjaga mereka kalo bermain diluar. Setidaknya tidak panas dan tinggal duduk manis dirumah.
Tiba-tiba HP ku berdering.
Kulihat siapa yang memanggil. Tidak ada nama. Hanya deretan nomer yang tampak. Dalam kondisi normal aku tidak akan mengangkat telefon dari nomer yang tidak dikenal. Tapi karena C55 kesayanganku baru saja dipinjam orang yang tak dikenal dan tidak akan dikembalikan sehingga aku kehilangan semua kontak yang ada disana. Terpaksa aku mengankat panggilan tersebut. Tapi aku diam saja tidak menyapa.
”Halo Selamat Sore. Ini dengan pelamggan tiiiitttt (desebutkan nama provider ternama yang aku gunakan) dengan nomer 08564226XXXX” sapa orang yang entah berada dimana.

”Iya. Ada apa ya?” jawabku dengan penuh curiga.
“Perkenalkan Bu, nama saya Aditya dari tiiiitttt (desebutkan nama provider) kantor pusat Jakarta Barat. Ini dengan Ibu siapa dan dimana?” tanyanya. “Ibu” emang aku ibu-ibu apa. Ku lirik jam diding jarumnya menunnjukan pukul 14.45 waktu Indonesia bagian rumahku, heheheh maklum aja sekarang jam setiap orangkan berbeda-beda.
Bertambah besar juga kecurigaanku inikan sudah berada diluar jam kerja, kalo hari Sabtu perusahaan tersebut hanya kerja sampai jam 1 siang kecuali CS yang berada di galeri. “Ting” seandainya ini film kartun pasti ada bola lampu yang manyala. Heheh  mut usil ku sedang muncul.
“Iya, Saya Ikho di Karang anyar. Ada yang bisa dibantu ya?” tanya ku pendek.
“Begini bu kalo beleh tau sudah berpa lama ibu menggunakan kartu ini? Tanya Aditya.
“Kartu ini ato nomer ini mas? Kalo kartu ini saya baru pakai sekitar beberapa bulan. Tapi kalo nomer ini sudah saya pakai lebih sekitar lima tahunan,” jawab ku.
Diam sejenak mungkin Masaya bingung dengan jawbanku.
“Jadi selama lima tahun ini ibu Ikho selalu memakai nomer ini kan?” Tanya Aditya meminta konfirmasi atas jawabanku.
”Iya,” kubuat suaraku selembut dan seramah mungkin.
”Selamat ya ibu (deg. ”nah benerkan? Pasti ini penipuan,” pikir ku). Nomer ibu termasuk kendalam nomer nasional.(bukanyya GSM itu semua nomer nasional. Yang nomer lokal kan CDM,  pikirku) Yang dimakasud nomer nasional disini adalah nomer yang sudah digunakan minimal selama empat tahun. Selama ibu menggunakan produk kami apakah ada permasalahan yang sering ibu alami?” tanyan Aditnya.
”Hampir tidak ada tu mas. Selama ini lancar-lancar saja,” jawabku.
“Bagaimana kondisi sinyal kami di tempat ibu?” Aditnya bertanya kembali.
“Kalo di  sini sih saya tidak bermasalah dengan Sinyal. Tapi kalo saya sedang main di daerah yang tinggi atau di pantai yang agak jauh dari desa sinyalnya sering hilang,” jawabku.
“Iya ibu. Pebangunan tower pemancar kami sudah banyak dan meliputi wilayah yang luas. Meskipun demikian harus kami akui kami belum bisa menjangkau beberapa wilayah. Terutama wilayah pegunungan dan wilayah desa yang akses untuk menjangkau desa itu sulit. Selain itu dalam membuat tower baru kami harus mempertimabangkan bla... bbllllaaaa......... (entah apa lagi yang disebutkan jujur saja aku sudah nggak mudeng dan nggak ingat lagi hehehe),” begitulah Aditya berusaha menjelaskan.
Aku hanya bisa ber “Ooo” ria dan panjang.
“Menurut ibu bagaimana dengan tarif kami?” tanya aditya.
“Klo menurut biasa SMS nya sih murah apalagi dengan program promo 2 SMS mendapat 1000 SMS. Tapi kalo telfon sih standar dengan operator lain. Paling murahnya hanya sesama kalo ke operator lain mahal juga,” Jawabku
Kamudian orang yang mengaku bernama aditnya itu menerangkan tentang sentreo program promo yang dikeluarkan oleh kartu GSM yang saya gunakan. Tidak hanya itu dia masih menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan perusahaan maupun pelayaan yang disediakan oleh provider tersebut.
Ingin aku menutup dan meninggalkan nya tapi mengingat pengalamanku sebagai interviewer dalam riset yang di lakukan kampusku akhirnya aku tahan keinginanku itu. Maklum aku tau bagaimana sulitnya mendapatkan responden untuk di wawancarai.
Hampir setengah jam, dan jujur saja kecurigaanku disa dianggap sudah meleleh dan hilang entah kemana. Hingga akhirnya terjadi percakapan berikut ini.
“Ibu dalam rangka merayakan ulang tahun perusahaan kami yang ke 14. Pelanggan dengan nomer 08564226XXXX memenangkan ketujuh untuk undian yang telah dilakukan tadi malam. Nah untuk pemenang ketujuh sendiri mendapatkan hadiah berupa Honda beat dan uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah,” katanya.
Nah kan akirnya muncul juga. Sekedar informasi kartu saya gunakan cuma mengadakan pengundian dengan penukaran poin. Dan selama ini poin yang aku kumpulkan tidak satupun yang saya tukar dengan undian. Paling sih aku menukarnya dengan masa aktif atau bonus bicara. Akukan tidak suka berspekulasi jadi aku lebih memilih hadiah yang jelas-jelas aku peroleh. Bibirku mengembangkan senyum nakal. Tanduk dan ekorku mulai keluar.
”Serius nih mas? Saya yang menang? Tapi kok aku tidak pernah melihat iklan kalo akan ada pengundian hadiah ya?” tanyaku.
“Iya Ibu. Penundian yang dilakukan tadi malam ditayangkan secara langsung di Metro TV (maaf terpaksa menyebutkan merk) jam 11 malam. Pengundian disaksikan oleh direktur, notaris dan perwakilan dari pelanggan,” Aditya mencoba menerangkan.
Hhehehe. Target masuk perangkap. Metro TV? Itukan stasiu TV berita dan targetnya para eksekutif dengan angka yang masuk ke rekening tabungannya lebih dari 8 digit, oke lah kalaupun tujuh digit pasti angka pertamanya lebih dari angka 5. Sedangkan kartu GSM ku ditujukan untuk pemuda gaul yang sayang pulsa. Senyum jailku semakin mengembang.
”Oooooo. Begitu ya mas. Sayang ya, aku kan jarang sekali saya jarang lihat Metro. Oh ya mas nanti pajaknya gimana ya? Dan cara mengambil hadiahnya bagaimana? Kan jauh mas kalo harus ke Jakarta,“ tanyaku.
“Yang perlu ibu ingat semua pajak pemenang ditanggung oleh perusahaan. Dengan kata lain ibu terbebas dari pajak hadiah. Untuk pengambilan hadiah setelah sambung ini selesai ibu jangan melakukan pekerjaan lain. Ibu harus segera menggubungi rekan saya Drs Hasyim di nomer ini (maaf nomer dan nama lengkapnya aku lupa) beliau akan mengantar hadiah sampai di rumah ibu. Karena hadiah harus sampai ketangan pelanggan sebelum pukul eman malam. Selain itu nanti juga akan ada wartawan yang akan mewawancarai anda untuk diputar nanti malan di Metro TV,” jawabnya.
Kenapa harus konfirmasi alamat? Bukannya lebih mudah untuk membuka data base milik perusahan. Oke lah jika alasannya banyak pelanggan yang menggunakan Id palsu saat mendaftar. Tapikan mereka bisa melacak dari keberadaan pelanggan. Selain itu kenapa harus pakai wartawan kenapa tidak pakai staf kantor saja kan lebih mudah dan nggak ribet.
“Saat ini, Beliau sudah ada di Karanganya beserta hadiahnya. Sebaiknya ibu segera menghubungi bapak Hasyim setelah ini. Jangan lupa nanti ibu perkenalkan nama ibu jangan lupa ibu beritahukan bahwa ibu penenang ketujuh untuk penundian hadiah yang dilakukan tadi malam. Dan yang perlu ibu perhatikan jangan sampai ada orang lain yang tahu tentang undian ini,” terangnya.
Sudah di Karanganyar? Berarti mereka sudah tau aku tinggal di karangnyar dunk. Kenapa mesti konfirmasi alamat. Kalo tanya alamat kan seharusnya mereka tidak tahu keberadaan ku. Tapi ini???@#%&*^$#>
“Kenapa orang lain tidak boleh tau mas?” tanyaku.
“Hal ini penting untuk menjaga kerahasian dan kemanan hadiah agar bisa sampai ke tangan pelanggan yang benar,” jawabnya.
Senyum jail bin usilku kembasi berkembang.
“Rahasia? Katanya tadi disiarkan di Metro TV. Kok rahasia sih mas?” pancingku. Umpan sudah dimakan.
“Iya ibu. Pemenang tetap mejadi rahasia karena ketika pengundian tidak semua nomer kami tayangkan. Selain itu, nama dan alamat pemenang juga kita rahasiakan agar tidak terjadi pemalsuan nomer kartu dan identitas,” jawabnya. Oke jawaban bisa diterima dan umpan gagal dimakan.
“Emang nomer kartu bisa dipalsukan mas?” tanyaku.
“Penggantian ID sim card itu mudah mbak tinggal digesek dan diganti nomernya saja. Kami tidak ingin kejadian yang kemarin terulang. Karena pemenang tidak menjaga rahasianya kemudian ada oknum yang mengkopi kartunya sehinga hadiah jatuh ke tangan yang salah,” terangnya.
”Cuma digesek mas? Caranya gimana ya mas? Ajarin dunk. Buat jaga-jaga kalo ada masalah dengan kartuku biar aku ganti sendiri nomernya. Ngak perlu ke galeri biar tidak repot,” kataku.
“Maaf ibu, kalo saya kasih tau caranya berarti saya melanggar peraturan perusahaan. Yang penting ibu jangan membocorkan informasi ini terlebih dahulu,” kata aditya.
Bilang aja emang nomer tidak bisa di ganti selain digaleri. Kalaupun bisa pasti pelakunya hecker profesional yang mampu membobol data base perusahaan yang pastinya dilindungi serangkaian beteng yang kokoh. “Ooooo, begitu ya? Tapi kalo pun tetangga tau juga tidak apa-apa deh. Kan tetanggaku semua gaptek. Jadi kayaknya tidak mungkin tau caranya mengubah ID sim card,” kataku tidak mau kalah.
“Iya ibu. Lebih baik kita melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan nasabah kami. Ini semua lakukan demi kepentingan ibu. Tapi saya saran ibu segera menghubungi bapak Hasyim untuk konfirmasi pengiriman hadiah, karena hari semakin sore. Selain itu kami harus memastikan jira hadiah sudah sampai ditangan pelanggan sebelum jam enam agar kami bisa melakukan wawancara dengan pemenang,” kata Aditya.
“Oooh. Baiklah setelah ini akan saya hubungi beliau,” kataku.
“Sekali lagi saya ucapkan semat,” katanya.
“sama-sama,” ujarku
Ttuuuttt ......... ttuuttttttt sambungan terputus.
Hahaha ni orang pasti jengkel, marah, emosi bin gemes. Sejujurnya aku ingin melihat tampangnya.
Oh ya mau tau cerita selanjutnya. Bagaimana oknum tidak bertanggung jawab yang kedua aku kerjai baca aja bada bagian ke dua. Ok. Soalnya kalo dijadikan satu ntar kepanjangan, takut pembacanya bosen hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar