Jemariku menari
menekan deretan nomer yang tertulis di selembar kartas. Hanya butuh hitungan
detik aku sudah terhubung dengan seseorang di sisi yang lain.
“Halo, selamat
sore. Ini dengan siapa?” sapanya ramah seperti PRO dari hotel-hotel mahal.
“Selamat sore.
Maaf apa benar ini dengan pak Drs. Hasyim dari provider kuning,” tanyaku.
“Iya benar. Ini
dengan siapa ya?” kata Pak hasyim ramah.
“Saya ikho. Saya
pelanggang lama dari provider warna kuning,” kataku.
“Ibu ikho, ada
yang bisa saya bantu?” tanyanya degan ramah.
“Tadi saya
dihubungi oleh bapak Aditya dari Provider warna kuning kantor pusat di Jakarta.
Beliau menagatakan bahwa nomer saya adalah pemenang ke tujuh dalam rangka ulang
tahun perusahaan yang ke 14. Beliau juga mengatakan untuk pengambilan hadiah
saya harus menghubungi anda,” kataku sok polos.
“Iya ibu, hal
tersebut memang benar. Sebelumnya saya ucapkan selamat atas kemenangan ibu.
Sesuai yang diinformasikan oleh Bapak Aditya hadiah yang ibu menangkan berupa Honda
beat dan uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah,” Pak Hasyim menerangkan.
“Eeemmm. Saya
ingin menanyakan bagaimana prosedur pemengambilan hadiahnya,” kataku.
“Kalo pengambilan
hadiah ada dua cara. Pertama untuk hadiah utama berupa sepeda motor Honda beat
akan dikirim langsung kealamat ibu. Sedangkan hadiah berupa uang akan ibu
terima secara simbolis. Uangnya sendiri akan dikirim fia transfer untuk menjaga
keamanannya. Untuk itu saya minta alamat dan nomer rekening ibu,” terang orang
yang mengaku namanya sebagai Hasyim itu.
Hahaha seperti modus penipuan lewat SMS umumnya
dasar tidak kreatif. Kemudian
aku berikan alamatku dan nomer rekening ku di DPR terkenal yang ada di
Karanganyar.
“Terimakasih atas
data yaang ibu berikan tapi maaf, untuk nomer rekeningnya ibu bisa di
beritahukan nomer rekening lainnya? Karena Transfer melalui e-banking hanya
bisa dilakukan untuk bank nasional yang sudah bergabung dengan layanan online.
Sehingga bisa diterima hari ini juga. Dan hasilnya bisa di cek langsung melalui
ATM,” kata Hasyim.
Ini modus hipnotis atau penipuan biasaya. Aku
masih sadar jadi kalaupun hipnotis aku belum terkena pengaruhnya. Jadi ingat
kata mas Arnold kalo tidak mau terkena hipnotis jangan sekalipun menikuti
insruksi yang diberikan. Isilah kepalamu dengan hal lain apa aja boleh, jangan
sampai pikiranmu kosong. Akhirnya berbagai hal aku pikirkan termasih pola-pola
batu bata di dinding kamarku hehehe.
“Emang harus bank
nasional ya pak. Uangnya tidak sampai hari ini juga tidak apa-apa. Saya percaya
Provider warna kuning adalah perusahaan besar yang tidak akan mengecawakan
pelanggannya pak. Jadi saya yakin pasti uangnya ditranver meskipun tidak sampai
pada hari ini,” kataku. Kalo emang
beneran penipuan akukan udah untung satu Motor.
“Terimakasih ibu
sudah percaya pada perusahaan kami. Tapi berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan kami, untuk
menghindari kasus penipuan hadiah sudah harus diterima oleh pelanggan hari ini
juga sebelum pukul 6 sore. Karena nanti penyerahan hadiah akan direkam untuk di
putar pada puncak perayaan ulang tahun perusahaan,” katanya.
Aku tidak punya
pilihan lain selain memberikan nomer rekeningku yang satunya. Dan aku bukan
orang bodoh-bodoh amat ya, yang aku berikan adalah nomer rekening yang sudah
aku bekukan hehheheh.
“Baik. Untuk
mengecek uang hadiah ibu silahkan ibu perge ke ATM terdekat kemudian lakukan
instruksi yang akan saya terangkan berikut ini (kemudian dia menerangkan
instruksi yang panjang dan lebar. Meskipun aku tidak tau apa yang di terangkan
aku tau kalau pada intinya transaksi itu adalah transaksi pengiriman uang.),”
katanya.
“Wah pak panjang
sekali. Emang ngak bisa ya langsung cek saldo? Soalnya selama ini saya tidak
pernah menggunakan ATM selain untuk cek saldo dan ambil uang. Kalo Cuma
dijelaskan gini pasti lupa. Apalagi ATM terdekant dari sini jauh paling
setengah kam baru nyampe,” kataku sok polos.
Panjang bener caranya e-banking pun ngak perlu
ribet seperti itu juga kali. Apa lagi akukan pihak yang menerima uang. Jadi kan
cukup cek saldo aja.
“Kalau begitu
lebih baik begini saja. Ibu pergi ke ATM kalau sudah samapai disana ibu SMS.
Nanti akan saya hubungi ulang dan akan saya pandu dari sini.
“Kalau begitu
baiklah. Nanti saya hubungi kalau sudah sampai. Terimakasih,” kataku.
“Sama-sama ibu.
Samapi nanti,” katanya ramah.
***
Setengah jam
kemudian aku duduk santau di serambi rumah ku. Jemariku sibuk memainkan keypad
HP jadulku. Tak lama kemudia HP ku berdering.
“Halo. Selamat
sore,” sapaku.
“Semalamat sore
ibu. Ibu sudah sampai?” Tanya Hasyim dengan ramah.
“Iya. Trus apa
yang mesti saya lakukan?” tanyaku antusias.
“Sekarang ibu
masukan pin ATM,” katanya.
“Iya. Sudah,”
jawabku ringan.
Setelah ini dia
memanduku untuk melakukan transaksi pengiriman uang. Aku semua instruksi yang
diberikan.
“Setelah itu anda
akan mendapatkan tulisan yang berisi selamat transaksi anda berhasil,” katanya
mengakiri instruksi yang diberikan
“Lho pak kok
disini tertulis transaksi gagal. Ini ada apa ya pak?” tanyaku dengan nada panik.
“Oh jadi pesan
yang ibu tarima berbeda dengan apa yang saya katakan. Maaf sebelumnya kalo
boleh tau, saldo tabungan ibu berapa,” katanya tetap dengan nada ramah tapi
suaranya terdengar sedikit bergetar.
Angka terakir yang harus aku pencet adalah 2 juta
jadi nominal saldoku harus lebih dari 2 juta. Bisa ditebak ini adalah penipuan
dengan modus memanfaatkan ketidak tahuan calon sorban terhadap teknologi.
“3 juta pak.
Emangnya kenapaya?” tanyaku sok penasaran dan polos.
“Kok bisa ya. Seharusnya
dengan nominal sebesar itu sekarusnya e-banking bisa dilakukan,”katanya.
“Oh begitu.
Bagaimana kalo e-bankingnya ninggu hari senin saja nanti saya tanyakan dulu
dengan pihak bank. Kenapa ATM ku tidak bisa digunakan untuk melakukan
transaksi,” kataku maĆz sok tidak tau apa-apa.
“Oh. Tidak usah
ibu mungkin mesin ATMnya yang bermasalah bagaimana kalau dicoba di mesin ATM
yang lain,” usul hasyim. Ini orang maksa
banget sih untuk melakukan transakasi ini. Payah penipu jaman sekarang emang
nekat-nejat.
“Kok anda maksa
sekali sih kalau saya harus mengecek e-bankingnya hari ini juga. Bapak juga
taukan ini sudah sore, dan rumah saya itu di desa jadi untuk mencari mesin ATM
itu susah,” kataku dengan nada meninggi.
“Bukanya maksa
ibu. Tapi sesuai dengan ……” sebelum dia menyelesaikan kalimanya aku sudak
memotongnya.
“Sesuai dengan
ketentuan perusahaan kalau hadiah sudah harus diterima sebelum pukul 6 sore!
Buat direkam sama wartawan dan ditayangkan nanto malam jam 11 di merto TV.
Mudah saja pak. Kalau emang niat ngasih! Bapak tinggal datang ke alamat yang
sudah saya berikan membawa sepeda motor dan simbolis uangnnya. Tidak ada yang
akan tau kalaupun uangnya belum saya terima selama salah satu dari kita tidak
bicara. Dan saya bukan orang yang akan memulai membicarakannya. Dan kalaupun
Bapak, maaf tidak menyerahkan uang tunai tersebut saya tidak akan protes karena
mungkin itu bukan rejeki saya.”
(Hening Sejenak)
“DAN YANG PALING
PENTING KALAU BAPAK INGIN MENIPU PROFESIONAL DIKIT NAPA?! LIHAT-LIHAT DULU
CALON KORBANNYA DONK. JANGAN ASAL COMOT!!!!!!
Kamu pikir saya tidak tau kalau transaksi tadi untuk transfer uang!!DASAR
PENIPU GADUNGAN!!! Asal Kamu tahu ya! Kator Provider warna kuning itu padahari
Sabtu hanya bekerja hingga jam 13.00. jadi tidak mungkin jam segini masih menghubunggi pelanggan. Dan Metro TV itu bukan stasiun TV begi
anak-anak gaul. Jadi sangat tidak mungkin
Provider warna kuning menyiarkan acaranya di stasiun tersebut. Dan yang
paling penting saya tidak pernah mengikuti program undian berhadiah! Logikanya
bagaimana bisa menang kalau tidak pernah ikut undian!!” kataku dengan marah.
Aku menunggu apa
yang akan dia katakan tapi ternyata percuma yang aku dengar hanyalah kata
Tuuuuuttttt........
ttttttttuuuuuuuuutttttt ........ tuuuuuuuutttttt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar