Senin, 17 Juni 2013

WASPADA SALAH MEMILIH KORBAN PENIPUAN (BAGIAN 2)



Jemariku menari menekan deretan nomer yang tertulis di selembar kartas. Hanya butuh hitungan detik aku sudah terhubung dengan seseorang di sisi yang lain.
“Halo, selamat sore. Ini dengan siapa?” sapanya ramah seperti PRO dari hotel-hotel mahal.
“Selamat sore. Maaf apa benar ini dengan pak Drs. Hasyim dari provider kuning,” tanyaku.
“Iya benar. Ini dengan siapa ya?” kata Pak hasyim ramah.
“Saya ikho. Saya pelanggang lama dari provider warna kuning,” kataku.
“Ibu ikho, ada yang bisa saya bantu?” tanyanya degan ramah.

“Tadi saya dihubungi oleh bapak Aditya dari Provider warna kuning kantor pusat di Jakarta. Beliau menagatakan bahwa nomer saya adalah pemenang ke tujuh dalam rangka ulang tahun perusahaan yang ke 14. Beliau juga mengatakan untuk pengambilan hadiah saya harus menghubungi anda,” kataku sok polos.
“Iya ibu, hal tersebut memang benar. Sebelumnya saya ucapkan selamat atas kemenangan ibu. Sesuai yang diinformasikan oleh Bapak Aditya hadiah yang ibu menangkan berupa Honda beat dan uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah,” Pak Hasyim menerangkan.
“Eeemmm. Saya ingin menanyakan bagaimana prosedur pemengambilan hadiahnya,” kataku.
“Kalo pengambilan hadiah ada dua cara. Pertama untuk hadiah utama berupa sepeda motor Honda beat akan dikirim langsung kealamat ibu. Sedangkan hadiah berupa uang akan ibu terima secara simbolis. Uangnya sendiri akan dikirim fia transfer untuk menjaga keamanannya. Untuk itu saya minta alamat dan nomer rekening ibu,” terang orang yang mengaku namanya sebagai Hasyim itu.
Hahaha seperti modus penipuan lewat SMS umumnya dasar tidak kreatif. Kemudian aku berikan alamatku dan nomer rekening ku di DPR terkenal yang ada di Karanganyar.
“Terimakasih atas data yaang ibu berikan tapi maaf, untuk nomer rekeningnya ibu bisa di beritahukan nomer rekening lainnya? Karena Transfer melalui e-banking hanya bisa dilakukan untuk bank nasional yang sudah bergabung dengan layanan online. Sehingga bisa diterima hari ini juga. Dan hasilnya bisa di cek langsung melalui ATM,” kata Hasyim.
Ini modus hipnotis atau penipuan biasaya. Aku masih sadar jadi kalaupun hipnotis aku belum terkena pengaruhnya. Jadi ingat kata mas Arnold kalo tidak mau terkena hipnotis jangan sekalipun menikuti insruksi yang diberikan. Isilah kepalamu dengan hal lain apa aja boleh, jangan sampai pikiranmu kosong. Akhirnya berbagai hal aku pikirkan termasih pola-pola batu bata di dinding kamarku hehehe.
“Emang harus bank nasional ya pak. Uangnya tidak sampai hari ini juga tidak apa-apa. Saya percaya Provider warna kuning adalah perusahaan besar yang tidak akan mengecawakan pelanggannya pak. Jadi saya yakin pasti uangnya ditranver meskipun tidak sampai pada hari ini,” kataku. Kalo emang beneran penipuan akukan udah untung satu Motor.
“Terimakasih ibu sudah percaya pada perusahaan kami. Tapi berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan kami, untuk menghindari kasus penipuan hadiah sudah harus diterima oleh pelanggan hari ini juga sebelum pukul 6 sore. Karena nanti penyerahan hadiah akan direkam untuk di putar pada puncak perayaan ulang tahun perusahaan,” katanya.
Aku tidak punya pilihan lain selain memberikan nomer rekeningku yang satunya. Dan aku bukan orang bodoh-bodoh amat ya, yang aku berikan adalah nomer rekening yang sudah aku bekukan hehheheh.
“Baik. Untuk mengecek uang hadiah ibu silahkan ibu perge ke ATM terdekat kemudian lakukan instruksi yang akan saya terangkan berikut ini (kemudian dia menerangkan instruksi yang panjang dan lebar. Meskipun aku tidak tau apa yang di terangkan aku tau kalau pada intinya transaksi itu adalah transaksi pengiriman uang.),” katanya.
“Wah pak panjang sekali. Emang ngak bisa ya langsung cek saldo? Soalnya selama ini saya tidak pernah menggunakan ATM selain untuk cek saldo dan ambil uang. Kalo Cuma dijelaskan gini pasti lupa. Apalagi ATM terdekant dari sini jauh paling setengah kam baru nyampe,” kataku sok polos.
Panjang bener caranya e-banking pun ngak perlu ribet seperti itu juga kali. Apa lagi akukan pihak yang menerima uang. Jadi kan cukup cek saldo aja.
“Kalau begitu lebih baik begini saja. Ibu pergi ke ATM kalau sudah samapai disana ibu SMS. Nanti akan saya hubungi ulang dan akan saya pandu dari sini.
“Kalau begitu baiklah. Nanti saya hubungi kalau sudah sampai. Terimakasih,” kataku.
“Sama-sama ibu. Samapi nanti,” katanya ramah.
***
Setengah jam kemudian aku duduk santau di serambi rumah ku. Jemariku sibuk memainkan keypad HP jadulku. Tak lama kemudia HP ku berdering.
“Halo. Selamat sore,” sapaku.
“Semalamat sore ibu. Ibu sudah sampai?” Tanya Hasyim dengan ramah.
“Iya. Trus apa yang mesti saya lakukan?” tanyaku antusias.
“Sekarang ibu masukan pin ATM,” katanya.
“Iya. Sudah,” jawabku ringan.
Setelah ini dia memanduku untuk melakukan transaksi pengiriman uang. Aku semua instruksi yang diberikan.
“Setelah itu anda akan mendapatkan tulisan yang berisi selamat transaksi anda berhasil,” katanya mengakiri instruksi yang diberikan
“Lho pak kok disini tertulis transaksi gagal. Ini ada apa ya pak?” tanyaku dengan nada panik.
“Oh jadi pesan yang ibu tarima berbeda dengan apa yang saya katakan. Maaf sebelumnya kalo boleh tau, saldo tabungan ibu berapa,” katanya tetap dengan nada ramah tapi suaranya terdengar sedikit bergetar.
Angka terakir yang harus aku pencet adalah 2 juta jadi nominal saldoku harus lebih dari 2 juta. Bisa ditebak ini adalah penipuan dengan modus memanfaatkan ketidak tahuan calon sorban terhadap teknologi.
“3 juta pak. Emangnya kenapaya?” tanyaku sok penasaran dan polos.
“Kok bisa ya. Seharusnya dengan nominal sebesar itu sekarusnya e-banking bisa dilakukan,”katanya.
“Oh begitu. Bagaimana kalo e-bankingnya ninggu hari senin saja nanti saya tanyakan dulu dengan pihak bank. Kenapa ATM ku tidak bisa digunakan untuk melakukan transaksi,” kataku maĆ­z sok tidak tau apa-apa.
“Oh. Tidak usah ibu mungkin mesin ATMnya yang bermasalah bagaimana kalau dicoba di mesin ATM yang lain,” usul hasyim. Ini orang maksa banget sih untuk melakukan transakasi ini. Payah penipu jaman sekarang emang nekat-nejat.
“Kok anda maksa sekali sih kalau saya harus mengecek e-bankingnya hari ini juga. Bapak juga taukan ini sudah sore, dan rumah saya itu di desa jadi untuk mencari mesin ATM itu susah,” kataku dengan nada meninggi.
“Bukanya maksa ibu. Tapi sesuai dengan ……” sebelum dia menyelesaikan kalimanya aku sudak memotongnya.
“Sesuai dengan ketentuan perusahaan kalau hadiah sudah harus diterima sebelum pukul 6 sore! Buat direkam sama wartawan dan ditayangkan nanto malam jam 11 di merto TV. Mudah saja pak. Kalau emang niat ngasih! Bapak tinggal datang ke alamat yang sudah saya berikan membawa sepeda motor dan simbolis uangnnya. Tidak ada yang akan tau kalaupun uangnya belum saya terima selama salah satu dari kita tidak bicara. Dan saya bukan orang yang akan memulai membicarakannya. Dan kalaupun Bapak, maaf tidak menyerahkan uang tunai tersebut saya tidak akan protes karena mungkin itu bukan rejeki saya.”
 (Hening Sejenak)
“DAN YANG PALING PENTING KALAU BAPAK INGIN MENIPU PROFESIONAL DIKIT NAPA?! LIHAT-LIHAT DULU CALON KORBANNYA DONK. JANGAN  ASAL COMOT!!!!!! Kamu pikir saya tidak tau kalau transaksi tadi untuk transfer uang!!DASAR PENIPU GADUNGAN!!! Asal Kamu tahu ya! Kator Provider warna kuning itu padahari Sabtu hanya bekerja hingga jam 13.00. jadi tidak mungkin jam segini masih menghubunggi pelanggan. Dan Metro TV itu bukan stasiun TV begi anak-anak gaul. Jadi sangat tidak mungkin  Provider warna kuning menyiarkan acaranya di stasiun tersebut. Dan yang paling penting saya tidak pernah mengikuti program undian berhadiah! Logikanya bagaimana bisa menang kalau tidak pernah ikut undian!!” kataku dengan marah.
Aku menunggu apa yang akan dia katakan tapi ternyata percuma yang aku dengar hanyalah kata
Tuuuuuttttt........ ttttttttuuuuuuuuutttttt ........ tuuuuuuuutttttt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar